Sabtu, 10 Januari 2015

Mengucapkan SELAMAT atas hari besar agama lain, BOLEHKAH?

Posted by Unknown on 06.52 in , | No comments

Mendekati akhir tahun memang masih banyak pertanyaan yang melintas di benak saya. Sampai pada awal tahun dengan pertanyaan yang sama, “BOLEHKAH SEORANG MUSLIM MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS HARI BESAR AGAMA LAIN?”
Selama ini saya masih menggunakan insting dan pengetahuan yang didapat dari teks NDP HMI, serta dari Alquran. Namun, memang tidak ada ayat yang menjelaskan secara pasti mengucapkan selamat atas hari raya agama lain, seperti selamat natal dan tahun tidak boleh atau diharamkan. Rasa penasaran dan keingintahuan mengantarkan saya untuk melanjutkan pencarian jawaban di dunia maya. Dari berbagai sumber, saya rangkum pembahasannya sebagai berikut :
Mengucapkan selamat atas hari besar agama lain diharamkan. Sebagai contoh yang paling sering kita dengar yaitu ucapan selamat natal. Menurut fatwa ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan risalah (tulisan) dan fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
“Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan.”
Berdasarkan ijma’, mengucapkan selamat natal diharamkan, walaupun tidak berniat apa-apa dan hanya sekedar mengucapkan selamat atas dasar toleransi ataupun saling menghormati dalam hal beragama dalam negara Bhineka Tunggal Ika ini. Namun, itu salah, salah besar.
Menurut KBBI, selamat berarti terbebas/terhindar dari bahaya, doa yang mengandung harapan supaya sejahtera (ucapan/pernyataan),  pemberian salam mudah-mudahan dalam keadaan baik. Mengucapkan selamat natal berisi makna mendoakan atas perayaan tersebut, walaupun tidak ikut didalamnya. Natal diambil dari bahasa latin “Dies Natalies” yang berarti hari lahir. Dalam bahasa Inggris Christmas yang berarti Misa Kristus, atau Christ = Kristus, Mas=Mass atau masa yang berarti kumpulan masa untuk merayaan hari kelahiran kristus. Mengucapkan selamat natal berarti memberi selamat atas perayaan kelahiran yesus kristus. Memberi selamat atas sujudnya mereka kepada salib. Jika dikaji dalam teks NDP, sangat jelas makna kalimah, Laa illa ha Illaullah, tiada tuhan selain Allah. Allah, Tuhan pemilik kerajaan langit dan bumi, Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Sementara dalam perayaan natal, jelas-jelas memperingati hari dimana Yesus yang kala itu dianggap sebagai anak Tuhan.
“Mereka berkata : ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.’ Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh” (Q.S Maryam: 88-90).
Mahasuci Allah dari apa yang mereka tuduhkan. Ini termasuk bid’ah dan mendekati syirik. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia terlebih dahulu mengemukakan dasar-dasar ajaran Islam dengan disertai berbagai dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi saw sebagai berikut :
a) Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.
b) Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain.
c) Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Almasih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain.
d) Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik.
e) Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab: Tidak.
f) Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu.
g) Islam mengajarkan ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.

Kemudian MUI mengeluarkan fatwanya berisi :
1.      Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
2.      Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.
3.      Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat (menyerupai) dan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.

Mengucapkan Selamat Hari Natal Haram kecuali Darurat. Darurat disini dimaksudkan pada keadaan-keadaan yang memaksa kita untuk melakukan hal tersebut dalam keadaan terintimidasi. Misal, dalam hal pekerjaan, jika tidak mengucapkan selamat natal akan dipecat. Pada kondisi ini, boleh mengucapkan selamat natal, dengan niat benar-benar tidak ingin mengucapkannya seraya memohon ampunan kepada Allah.
Dari uraian penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mengucapkan selamat atas hari besar agama lain diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan bersama muslimin), kecuali pada kondisi tertentu. Dalam negara yang memiliki banyak agama ini, tentu kita tidak lepas dari interaksi dengan non muslim. Dalam Islam, memang diajarkan untuk toleransi dan saling menghormati serta berlaku adil, tapi sebaiknya pilah untuk urusan aqidah. Walaupun mengucapkan selamat natal,dsb kepada teman atau kerabat non muslim dengan tujuan untuk toleransi, atau pun balas ucapan karena ketika idul fitri mereka juga mngucapkan selamat. Karena memang Allah menganjurkan kita berbuat baik kepada siapa saja, baik kepada non muslim yang notabene tidak memerangi Islam.
Dosa atau tidak? Hmmm.. saya kurang tau dan tidak pantas untuk mengukurnya, yang jelas diharamkan sesuai ijma’. Walaupun yang mengucapkan tidak akan terpengaruhi imannya atau bagaimana. Karena hal iman dan dosa, itu menurut saya hablumminallah, urusan setiap orang dengan Tuhannya. Saya tidak berhak menentukan, karena memang hanya Allah yang mengetahui segala yang tersembunyi.
Terlepas dari itu,saya hanya ingin mengutarakan rasa kekecewaan saya melihat perkembangan umat muslim di Indonesia, khususnya yang muda. Identitas ke-Islaman semakin memudar dan tercampur-adukan. Saya bingung dengan yang mengaku Islam, tapi masih jarang shalat, apalagi membaca Al-qur’an. Sedih, ketika banyak muslim yang ikut merayakan natal. Sedih ketika banyak ucapan dan perayaan tahun baru masehi, namun tepat tanggal 3 Januari 2015 (12 Rabbi’ul Awal 1436 H), sedikit sekali ada ucapan,doa ataupun shalawat atas kelahiran Nabi Muhammad SAW (maulid Nabi SAW). Miris memang, tapi ya memang itulah yang terjadi. Memang kita tidak harus menjalankan Islam yang seperti “terarab-arabkan” di peradaban dan geografis yang berbeda ini, tapi bersikaplah sebagaimana seorang muslim seharusnya. Menjadi seorang Muslim yang benar-benar mengidentitaskan Islam dalam dirinya. Didalam hati, perkataan dan amal perbuatan. (Nanda S Wahyuni)

0 komentar:

Posting Komentar