Jumat, 30 Mei 2014

"Yang dikhawatirkan, anak muda yang tidak lagi punya idealisme..."

Posted by Unknown on 02.39 | 1 comment

Diawali pernyataan mengenai pandangan kami selama mengikuti proses perkuliahan dengannya, sang dosen kemudian mulai mengutarakan apa yang  ia rasakan dan lihat. Pernyataannya yang intuitif, realistis dan logis ini menghantarkan bahasan yang menarik. Mulai dari bahasan selama perkuliahan sampai kepada realita yang terjadi saat ini. Sang dosen mengutarakan kegundahannya dengan tenang hingga bergejolak emosi.

Seketika aku tersentak mendengar statement ini keluar spontan dari mulutnya yang notabene seperhimpunan denganku. "Yang dikhawatirkan, anak muda yang tidak lagi punya idealisme", katanya keras. Kekecewaannya kembali memuncak ketika itu. Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa harusnya memiliki idealisme untuk tetap progresif dan survive ditengah pergolakan zaman saat ini. Mahasiswa sebagai anak muda bangsa berperan penting dalam membangun negerinya sendiri yang tentunya dimulai dari dirinya sendiri dulu. Mahasiswa yang harusnya menciptakan peradaban, bukan malah tergerus dan lapuk termakan zaman.

Ideal-isme yang secara sederhana suatu keyakinan yang dianggap ideal, atau suatu ide/gagasan yang dipandang benar yang tercermin dalam pola pikir, sikap atau perilaku. Kalau master terhebat se-Sumbar  +Roni Baronisme bilang, konsep yang ideal menurut pandangan seseorang. Konsep ideal untuk mencapai dan menujudkan visi dan misi baik dalam organisasi maupun kehidupan sehari-hari, yang mana kumpulan idelisme yang sama dalam jumlah yang lebih besar biasa disebut ideologi.

Suara sang dosen semakin lantang ketika membahas issue ini. Kalau anda hanya berorientasi pada hasil dan mengabaikan proses maka anda termasuk orang yang gagal. Dengan gamblang si Bapak menceritakan, Saya sangat kecewa dengan mahasiswa saat ini. Kenapa begitu besar menaruh persentase pada hasil, namun kecil pada proses. Contoh sederhana ketika sedang menghadapi ujian. Dengan peradaban teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan kecurangan.Seharusnya penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Malas belajar dan kemudian meng-copy slide yang diberikan dosen ke hp memudahkan mahasiswa dalam menjawab soal yang diberikan.

Seharusnya, dengan perkembangan zaman, mahasiswa dengan idealisme-nya dapat membaca perkembangan dan memanfaatkan peradaban untuk kemajuannya dan bangsanya. Bukan malah tergerus dan melarutkan idealisme-nya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mahasiswa sebagai generasi muda yang menjadi "kader" harapan bangsa harusnya tidak mengorbankan idealisme-nya begitu saja. Bagaimana jadinya jika seseorang berpijak tanpa ada suatu dasar atau keyakinan yang dianggap benar? Mahasiswa sebagai insan intelektual seharusnya mampu bergerak, bukan digerakan peradaban. Jika mahasiswa sebagai generasi muda intelektual saja memiliki idealisme yang pudar, bagaimana dengan generasi muda yang non-akademis?

"Tidak terdeteksi lagi mahasiswa sebagai fighter....", gumamnya lagi. "Semakin rendah 'antena' nya, harus belajar lebih keras lagi! Biasakan mengerjakan sesuatu yang ada value-nya!". 

Fighter tidak terdeteksi lagi? hmmmm.......
Entah bagaimana Fighter ini tidak terdeteksi lagi. Apakah karena idealisme anak muda yang tak lagi gemilang ataukah benar-benar tergerus peradaban? Ataukah fighter ini terpudarkan oleh peradaban? pertanyaan ini hanya akan dijawab oleh kita sendiri. Bagaimana nasib kita kedepannya, bagaimana bangsa kita kedepannya, akankah lebih baik atau buruk akan terjawab dengan proses yang dilalui. Kita muda, kita yang memilih proses yang mana akan kita geluti. Proses berelief  terjal, curam, dan banyak rintangan kah yang akan kita pilih? atau kah relief yang kelihatan nya indah, datar atau cepat? Proses kita sendirilah yang akan menentukan hasilnya nanti. Maka, Besarlah karena Proses... 
(nanda- http://nandasw.blogspot.com/2014/05/yang-dikhawatirkan-anak-muda-yang-tidak.html)



1 komentar:

  1. Setuju..
    Idealisme sebenarnya adalah kebutuhan manusia. Ketika adam diajarkan dengan nama nama directly akan membentuk sebuah idealime yg sangat kuat dalam dirinya, abg berpendapat bahwa adam adalah manusia tercerdas sehingga butuh sebuah idealisme yg sangat cerdas untuk bisa mencover dan mengatur pengetahuannya, namun, ketika sebuah idealisme semakin berkembang akan berbanding lurus dengan rasa ingin tahu dan penasaran,, abg berpendapat, ketika idealisme adam jebol oleh penasaran dan hasratnya.. Ia lupa dengan aturan tuhan yg telah didokrinkan didalam kepalanya "jangan makan buah itu"

    BalasHapus