Posted by Unknown on 02.39 | 1 comment
Diawali pernyataan mengenai
pandangan kami selama mengikuti proses perkuliahan dengannya, sang dosen
kemudian mulai mengutarakan apa yang ia rasakan dan lihat.
Pernyataannya yang intuitif, realistis dan logis ini menghantarkan
bahasan yang menarik. Mulai dari bahasan selama perkuliahan sampai
kepada realita yang terjadi saat ini. Sang dosen mengutarakan
kegundahannya dengan tenang hingga bergejolak emosi.
Seketika aku tersentak mendengar statement ini keluar spontan dari mulutnya yang notabene seperhimpunan denganku. "Yang dikhawatirkan, anak muda yang tidak lagi punya idealisme",
katanya keras. Kekecewaannya kembali memuncak ketika itu. Mahasiswa
sebagai generasi muda penerus bangsa harusnya memiliki idealisme untuk
tetap progresif dan survive ditengah pergolakan zaman saat ini.
Mahasiswa sebagai anak muda bangsa berperan penting dalam membangun
negerinya sendiri yang tentunya dimulai dari dirinya sendiri dulu.
Mahasiswa yang harusnya menciptakan peradaban, bukan malah tergerus dan
lapuk termakan zaman.
Ideal-isme
yang secara sederhana suatu keyakinan yang dianggap ideal, atau suatu
ide/gagasan yang dipandang benar yang tercermin dalam pola pikir, sikap
atau perilaku. Kalau master terhebat se-Sumbar +Roni Baronisme
bilang, konsep yang ideal menurut pandangan seseorang. Konsep ideal
untuk mencapai dan menujudkan visi dan misi baik dalam organisasi maupun
kehidupan sehari-hari, yang mana kumpulan idelisme yang sama dalam
jumlah yang lebih besar biasa disebut ideologi.
Suara sang dosen semakin lantang ketika membahas issue ini.
Kalau anda hanya berorientasi pada hasil dan mengabaikan proses maka
anda termasuk orang yang gagal. Dengan gamblang si Bapak menceritakan,
Saya sangat kecewa dengan mahasiswa saat ini. Kenapa begitu besar
menaruh persentase pada hasil, namun kecil pada proses. Contoh
sederhana ketika sedang menghadapi ujian. Dengan peradaban teknologi
saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan kecurangan.Seharusnya
penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Malas
belajar dan kemudian meng-copy slide yang diberikan dosen ke hp memudahkan mahasiswa dalam menjawab soal yang diberikan.
Seharusnya,
dengan perkembangan zaman, mahasiswa dengan idealisme-nya dapat membaca
perkembangan dan memanfaatkan peradaban untuk kemajuannya dan
bangsanya. Bukan malah tergerus dan melarutkan idealisme-nya untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Mahasiswa sebagai generasi muda yang
menjadi "kader" harapan bangsa harusnya tidak mengorbankan idealisme-nya
begitu saja. Bagaimana jadinya jika seseorang berpijak tanpa ada suatu
dasar atau keyakinan yang dianggap benar? Mahasiswa sebagai insan
intelektual seharusnya mampu bergerak, bukan digerakan peradaban. Jika
mahasiswa sebagai generasi muda intelektual saja memiliki idealisme yang
pudar, bagaimana dengan generasi muda yang non-akademis?
"Tidak terdeteksi lagi mahasiswa sebagai fighter....", gumamnya lagi. "Semakin rendah 'antena' nya, harus belajar lebih keras lagi! Biasakan mengerjakan sesuatu yang ada value-nya!".
Fighter tidak terdeteksi lagi? hmmmm.......
Entah bagaimana Fighter
ini tidak terdeteksi lagi. Apakah karena idealisme anak muda yang tak
lagi gemilang ataukah benar-benar tergerus peradaban? Ataukah fighter
ini terpudarkan oleh peradaban? pertanyaan ini hanya akan dijawab oleh
kita sendiri. Bagaimana nasib kita kedepannya, bagaimana bangsa kita
kedepannya, akankah lebih baik atau buruk akan terjawab dengan proses
yang dilalui. Kita muda, kita yang memilih proses yang mana akan kita
geluti. Proses berelief terjal, curam, dan banyak rintangan kah yang
akan kita pilih? atau kah relief yang kelihatan nya indah, datar atau
cepat? Proses kita sendirilah yang akan menentukan hasilnya nanti. Maka,
Besarlah karena Proses...
(nanda- http://nandasw.blogspot.com/2014/05/yang-dikhawatirkan-anak-muda-yang-tidak.html)
(nanda- http://nandasw.blogspot.com/2014/05/yang-dikhawatirkan-anak-muda-yang-tidak.html)
Setuju..
BalasHapusIdealisme sebenarnya adalah kebutuhan manusia. Ketika adam diajarkan dengan nama nama directly akan membentuk sebuah idealime yg sangat kuat dalam dirinya, abg berpendapat bahwa adam adalah manusia tercerdas sehingga butuh sebuah idealisme yg sangat cerdas untuk bisa mencover dan mengatur pengetahuannya, namun, ketika sebuah idealisme semakin berkembang akan berbanding lurus dengan rasa ingin tahu dan penasaran,, abg berpendapat, ketika idealisme adam jebol oleh penasaran dan hasratnya.. Ia lupa dengan aturan tuhan yg telah didokrinkan didalam kepalanya "jangan makan buah itu"